Thursday, December 27, 2012

The Strongest In You


Pain is temporary. It may last a minute, or an hour, or a day, or  a year, but eventually it will subside and something else will take its place. If I quit,  however, it lasts forever – 
Lance Armstrong


Pernahkah anda menonton film Facing The Giants (2006)? Sekilas, film tersebut terlihat biasa saja, dan menceritakan tentang permainan rugby. Ternyata, film itu bukan sekadar film biasa. Film yang menceritakan kehidupan sehari-hari yang sangat menginspirasi. Salah satu adegan yang menjadi favorit saya adalah saat kaptennya mengatakan ia tidak sanggup meneruskan pertandingan lagi karena ia lelah, tetapi pelatihnya terpaksa tidak menyetujuinya karena yakin bahwa pemainnya itu sanggup.

Seorang kapten dalam tim rugby, dituntut agar bisa memimpin teman-temannya untuk bermain sebaik-baiknya. Pelatih mengatur strategi, dan berharap kepada kapten untuk bisa mendorong pemain-pemain lain. Karena para pemain di lapangan akan mendengar perintah dari sang kapten. Kerja sama tim sangat diperlukan dalam permainan tersebut.

Suatu kali, mereka bermain sangat tidak teratur. Tidak ada kerja sama yang baik. Mereka bermain dengan cara mereka masing-masing dan tidak mempedulikan pelatih dan kaptennya. Yang mereka pikirkan adalah ingin memenangkan permainan tersebut. Tetapi mereka lupa untuk memberikan yang terbaik dalam permainan tersebut.

Pelatih mencari cara untuk melatih mereka, agar mereka lebih mengeluarkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri mereka, yang selama ini tidak mereka sadari. Kaptennya, diminta untuk mengangkat seorang temannya di punggung dan merangkak di lapangan luas, dengan mata yang tertutup. Awalnya, semua tertawa mengejek dan tidak percaya bahwa ia akan mampu melakukannya. Sang ketua pun mulai merangkak, dengan beban di atasnya, ia merangkak pelan tapi pasti. Ketika ia mulai kelelahan, ia berkata, “Pak pelatih, saya tidak sanggup, ini terlalu berat”. Tetapi pelatihnya tidak mendengarkan dia. Pelatihnya terus berteriak memberikan semangat, bahwa ia BISA! "20 langkah lagi!", "10 langkah lagi!" dan seterusnya. Sang pelatih tidak berhenti memberikan semangat. Teman-teman yang lain yang pada awalnya tidak yakin, menjadi tercengang saat melihat kapten mereka hampir mencapai batas yang diminta oleh pelatihnya. Dan ia sendiri pun tidak percaya bahwa ia berhasil merangkak sepanjang lapangan dengan membawa beban di atasnya.

“Anda akan merasa baik-baik saja melakukan sesuatu dalam keadaan sehat, gembira, tetapi Anda akan merasa lebih sulit melakukan sesuatu dalam keadaan lelah, sakit, dan merasa tidak sanggup. Tetapi, di saat itulah, kekuatan kita benar-benar teruji.” Sang pelatih ingin semua pemain dalam timnya menyadari, bahwa di dalam diri mereka semua, terdapat kekuatan seperti itu.

Jangan memikirkan tentang menang atau kalah dalam sebuah pertandingan, yang paling penting untuk dilakukan adalah: bermainlah dengan baik. Berikan yang terbaik yang ada pada dirimu. Begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari, lakukanlah yang terbaik dalam pekerjaanmu, sekolah, kuliah, keluarga, dan lain sebagainya. Dan selalu bersyukur dalam keadaan apapun, baik saat kalah ataupun menang, karena selalu ada pelajaran yang berharga bagi kita yang mau menerimanya.

You never know how strong you are 
until being strong is the only choice you have - NN



( http://andriewongso.com/articles/details/5727/The-Strongest-in-You )

Be the best. Be Blessed.
Rosita Lim
Co- Author "The Server Leadership : Story"
Blog : http://rositalim.blogspot.com
Facebook : http://facebook.com/rositalimsuxi
Twitter : @rosita_lim